Sebagian sahabat ada
yang bertemperamen keras sehingga gampang memukul istri. Tindakan itu didasari
untuk mendidik istri, tetapi diantara sahabat ada juga yang bertemperamen
lembut dan penyayang.
Adapun rasulullah
mempunyai sikap tersendiri terhadap
kelompok yang pertama (keras). Hal ini dikemukakan oleh sahabat yang bernama Iyas binAbdilah abi dhubab , dia
berkata “nabi bersabda “janganlah engkau
memukul hamba hamba allah dari kalangan
para wanita,” kemudian suatu saat datanglah umar kepada Nabi Saw, seraya
berkata “para wanita telah mendurhakai
suaminya , maka apa yang boleh dilakukan suami terhadapnya ya rasulullah, Rasul
kemudian menyuruh suami memukul istri yang druhaka”
Suatu ketika sekelompok
kaum wanita berkerumun di tengah tengah keluarga rasul, maka pada pagi harinya
beliau bersabda “telah terkumpul di
tengah tengah keluarga Muhamad sejumlah tujuh puluh wanita, msing masing
mengadukan perihal suaminya. Mereka (suami yang suka memukul istri) memang bukan
orang orang terbaik diantara kamu .”
Dilihat dari sisi
kronologis antara sunnah dan Quran perihal larangan memukul perempuan, barangkali
waktu itu belum turun ayat yang membolehkan memukul perempuan, ketika para
wanita mulai mendurhakai para suaminya, maka nabi mengizinkan suami memukul
istrinya, dan ayatpun turun untuk menyetujuinya, akan tetapi ketika suami kelewat batas dalam memukul
istri, beliau menegaskan bahwa sekalipun boleh memukul istri yang buruk
akhlaknya, namun tidak memukulnya tentu lebih AFDHAL.
Dan termasuk petunjuk
rasulullah adalah sabdanya “ janganlah
engkau memukul istrimu seperti memukul hewanmu, kemudian engkau menyetubuhinya
dimalam hari”
----=o0O0o=-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar