Selasa, 08 Maret 2011

Antara Thariqat dan Syariat

Syariat dan thariqat itu tidak bisa di pisah pisahkan, berthariqah tapi tidak bersyariat jelas ini tidak benar, karena thariqat adalah buah dari sayriat, orang yang mengambil jalan thariqat harus melalui pintu syariat. Jadi syariat adalah dasar dari thariqat dimana syariatlah yang mengatur  kehidupan kita, mulai dari masalah aqidah sampai ibadah, mulai dari masalah keimanan pada alloh, malaikat sampai pada takdir, dan dari syariat pula kita mengenal dan mengetahui rukun islam yaitu syahadatain, sholat pusasa zakat dan haji, hingga keutamaan sholat serta hubungan antara manusia seperti jual beli pernikahan dan lain lain
Setelah menjalankan syariat dengan baik barulah kita berthariqah, dan disini kita membutuhkan seorang pembimbing sebagai mursyid, sebab mursyid inilah yang akan mengenalkan kita kepada alloh SWT sampai kita di sayang oleh Alloh SWT.
Yang di tuntut oleh thariqah sendiri adalah perilaku mulia para pengikutnya, seseorang harus berusaha membersihkan kotoran kotoran yang ada dalam dirinya terutama dalam hatinya, dengan kebersihan hati seseorang dapat mendekatkan diri kepada alloh ta ala.
Sebagai contoh kala kita berwudhu, dimana wudhu merupakan salah satu cara bersuci menurut syariat islam, biasanya kita berwudhu hanya untuk mendapatkan keutamaan wudhu serta sebagai syarat untuk melaksanakan sholat, sedang thariqah menuntut buah dari wudhu, berwudhu tidak hanya membersihkan kotoran lahiriah kita, tetapi pada haikatnya juga membersihkan kotoran bathiniah. Alquran menyebutkan bahwa sholat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Tentu kita bisa memahami ini ketika kita telah paham akan makna wudhu dan sholat secara tarekat.
Untuk mendapatkan buah dari wudhu terlebih dahulu kita harus mengerti akan arti wudhu, dan untuk mendapatkan pengertian ini kita harus mendapatkan bimbingan dari seorang guru
Jika sudah mengetahui buah dari wudhu kita harus mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari hari, missal kita membersihkan muka, maka kita harus bisa menjaga diri dari perilaku sombong, harus rendah hati tawadhu,  dan lebih beradab. Dengan perilaku tersebut kita akan lebih mudah mendekatkan diri pada Alloh.
Di hadapan alloh kita harus semakin menundukkan kepala  karena semua yang ada pada diri kita adalah atas pemberianya, begitu pula terhadap junjungan kita nabi muhamad SAW, atas limpahan rahmatnya kita bisa menjadi pengikutnya yang setia, untuk itulah kita selalu memuji Rosululloh, dengan tujuan supaya kita lebih dekat dengan rusululooh. Dengan begitu sosoknya akan menjadi idola bagi kita dalam menapaki hidup sehari hari.
Sikap tawadhu inipun harus kita tunjukan ketika kita berhadapan dengan para wali, ulama dan guru kita yang telah memberikan pemahaman kebenaran syariat islam dan thariqah.
Bagi para murid yang ingin berthariqah di anjurkan untuk memulai dari seorang guru yang yang di percaya,  dengan ba yak bertanya  pada mereka yang telah berthariqah lebih dulu, dan belajarlah hanya darii satu guru, kalau guru itu ada pada suaru organisasi/ majlis jangan hanya sekedar melihat organisasi besar atau banyak jamaahnya. Meski organisasinya kecil tapi kalo bisa berpengaruh pada jiwa kita sehingga bisa lebih mendekatkan diri kita pada alloh maka tak perlu ragu untuk mengikutnya.

sumber : http://yogasecang.wordpress.com/

ARTIKEL ISLAM LAINYA :

“Muslim” Penghancur sunnah  
Antara Thariqat dan Syariat  
Menikahi Wanita yang Buta, Bisu, Tuli, dan Lumpuh Sekaligus
Peringatan Maulid Nabi SAW
MAKRIFAT adalah
DOA membayar hutang 
Tentang Tasawuf  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar